Monday, September 5, 2011

Pergilah kau..

Tak mau lagi aku percaya ..
Pada semua kasih sayangmu ..
Tak mau lagi aku tersentuh ..
Pada semua pengakuanmu ..
Kamu takkan mengerti rasa sakit ini ..
Kebohongan dari mulut manismu ..
Pergilah kau Pergi dari hidupku..
Bawalah semua rasa bersalahmu ..
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui
Tak mau lagi aku terjerat
Pada semua janji-janjimu
Tak mau lagi aku terpaut
Pada semua permainanmu
Bertahun-tahun bersama
Kupercayaimu Kubanggakan kamu
Berikan s’galanya
Aku tak mau lagi
Ku tak mau lagi
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah semua rasa bersalahmu
Pergilah kau Pergi dari hidupku
Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui
Pergilah kau Tak ingin kutahui
Pergilah kau Ku tahui  


16.30 WIB
Berlari... terus berlari...
Jalan beraspalpun sudah tak terlihat bayangan-bayangan yang tersorot sang raja siang.. ingin rasanya berteriak hingga rasa sakit ini melonjak keluar dan menghilang di seluruh permukaan bumi.
Kiri kanan berjajar pohon-pohon yang bergerak mundur dengan daun yang berterbangan seakan mengiriku untuk terus menjauh.
Aku pun terus berlari "Ah!" hingga lututku ini benar-benar lemas dan terjatuh. heu..
mata kakiku membiru. diusap sakit rasanya.. tapi jauh rasanya dengan rasa sakit yang lain...
tiba-tiba saja air mata pun menetes dan tanpa tersadar malah makin membesar dengan suara isakan.
Andai ada segerombolan onta yg lewat (heu, emang aku ada dimana? koq ada onta) hingga kepalaku terbentur dan amnesia sepertinya akan lebih baik..
Senja, angin mendingin, sunyii.. aku terduduk dengan kepala berpangku pada salahsatu lutut, rambut terurai dan tangan basah sebagai pengganti tisu yg masih ada di toko (ga jelas).
Kapan ini akan berakhir... Hpku kok tak berdering?? kumasukkan tangan ke saku dan meraba-raba... ah ketinggalan.. sepertinya tadi pagi sewaktu mau pergi lari aku simpan d kamar mandi. berjalan dengan langkah tak sempurna. Saat menghampiri jalan raya, terlihat sebuah motor plot hijau.. "ah siallll" .