Bintang, are u remember me?
Sweet to remember yeah..
Bintang, setiap engkau turun. Aku terus berenang hingga menepi di samudra sehingga hanya terlihat titik hitam yang samar dari kejauhan sana.
Tanpa melihat dan merasakan, aku hanya bisa mengalunkan doa dalam kediaman.
Tak banyak yang bisa aku tabur, hanya kata dalam hati.
Saat engkau turun, terlihat bayangan dalam air.
Kubiarkan bayangan ini sebatas ombak kecil yang menghampiri sisi pantai, yang tak berbekas.
Langit...
Seringkali aku coba untuk terbang, agar bisa bersamamu..
Tapi aku selalu terjatuh.
Hingga tertimpa puing-puing dan terkubur pasir.
Bagaimana agar aku bisa bertahan untuk terbang bersamamu.
Sulit rasanya, walau hanya dengan memikirkannya.
Sampai tertatih aku coba, namun ada sesuatu yang menarikku di dalam pasir.
Pada akhirnya, aku mencoba mengingatmu dalam kenangan hingga membuatku tersenyum agar bangkit kembali untuk terbang bersamamu.
Sunday, August 9, 2015
Monday, July 6, 2015
Sepatu Flatshoes Terlaris
Ini dia sepatu yang abis sampai restock kembali di Keyla House. Ready Stock size 36-40. Mau lihat koleksi lainnya? klik link di bawah ini :
http://keylahouse.com/
Label:
Info
BELIEVE 1.5
Pagi
yang cerah, menggambarkan jauh dari kata musim hujan bulan ini. Berseragam olah
raga dan siap ke lapangan. Sekolah kami, setiap pelajaran olah raga menggabungkan
2 kelas seperti adanya kompetisi. Dan tentunya di bagi 2 grup, olahraga siswa
dan olahraga siswi. Kedua grup olahraga ini saling bertukar tempat, kalo ga di
lapangan ya di Aula. Dan hari ini, jadwalnya para siswi untuk berlatih bermain
voly di lapangan.
Ini merupakan hal yang paling malas aku
lakukan, aku lebih baik memilih lomba lari atau bermain basket, kalau perlu
main bola walaupun kaki kemana dan bola kemana. Tapi setidaknya tidak
memberikan rasa sakit saat bermain, sudah kucoba 2 minggu lalu saat berlatih
server dan alhasilnya ga ada kemajuan, yang ada hanya tanda merah lebam di
tangan kecilku ini.
Praktik
olahraga dimulai dengan pertandingan volley antar kelas, setiap kelas dibagi 3
grup sesuai urutan absen. Sudah jadi keputusan mutlak kalau apapun yang
berdasarkan absen, aku selalu menjadi grup 2. Rani dan Tina berada di sekitaran
ujung absen, jadi termasuk ke group 3. Selagi menunggu giliran bertanding, kami
menjadi penonton dan mencari tempat yang teduh.
“Key,
jadi sama Kak Regi hari ini?” tanya Tina memastikan. “Adeuhh… Ada yang mau
jadian ni” goda Rani. “Hmm belum ketemu lagi, tapi kemarin bilangnya gitu, ga
yakin juga sih. Masih belum percaya hehee” muka ini terasa panas dan deg-degan,
entah apa yang akan terjadi hari ini.
“Sms
aja, tapi kamu ga punya no hpnya ya. Kalo jadi, kita ketemu disana ya. Jangan
lupa bawa jaket, seperti yang dia omongin..” ujar Tina. Haa.. iya jaket, dia
menyuruhku untuk pakai jaket buat acara nanti, pake jaket yang mana ya.
Berpikir keras sebagaimanapun tetap saja tak ada jaket yang membuatku terlihat
bagus, jaket yang biasa kupakai ke sekolah barang lama semua. Waktu terasa
cepat, sampai tiba giliranku untuk bertanding.
Pertandingan
pertama, kelas kami berada di posisi teduh dan menghadap ke arah barat dimana
ada kelas Kak Regi disana. Setengah pertandingan pertama, tiba-tiba anak kelas
Kak Regi pada keluar kelas semua. Mereka berkumpul di depan kelas, seperti
bersiap-siap untuk pergi ke kelas komputer dengan membawa buku 1 dan ballpoint.
Konsentrasiku menjadi buyar dan mencari penampakannya. Sampai terdengar suara
peluit dari sang guru olahraga yang mengakhiri pencarianku akan penampakannya.
Kami
bertukar posisi, dan posisi kami sekarang berada di tempat yang terpapar sinar
matahari dan menghadap Timur. Aku bersyukur dalam hati, setidaknya aku tak
terlihat jelas olehnya saat pertandingan voli ini. Namun disaat temanku
menyerver bola volinya, Rani dan Tina berteriak. “Keyla! Keyla..!” sambil
tertawa dan saat kulihat mereka, mereka menunjuk ke arah samping kananku.
Saat
kutoleh ke kanan, segerombolan kelas Kak Regi berjalan ke arah Timur. Tujuan
mereka bukan ke ruang komputer, melainkan ruang multimedia yang tepat berada di
samping kanan depanku. Mereka berkumpul di depan ruang Multimedia yang berada
di lantai 2, karena kunci ruangan tersebut dipegang oleh gurunya. Disaat
pandangan mereka tertuju semua ke lapangan, apesnya giliranku untuk server.
Bola
voli kupegang, kakiku mulai lemas dan tangan berkeringat dingin. Kumulai
berdiri di tempatku, terlihat semua orang yang ada disana termasuk Kak Regi
yang sedang fokus melihat ke arahku. Teman-temannya mulai menggoda, “Regi,
Regi, Regi..” dan Kak Regi tetap tak bergeming.
Aku
mulai grogi dan yang sangat ingin kulakukan sekarang adalah melempar bola voli
ke teman sebelahku untuk menggantikan posisiku sekarang. Tapi tak mungkin aku
lakukan itu, atas dasar apa aku bertindak seperti itu. Apes banget sih si gue,
okey tak ada pilihan lain.
Aku
mencoba menenangkan diriku dengan menarik nafas panjang, mengambil posisi,
angkat tangan kiri lalu lempar bola voli ke atas dan tangan kiri bersiap.
“Regiiii….” terdengar suara temannya disana. Kukumpulkan semua tenaga di tangan
kanan, dengan segenap hati kupukul bola voli itu dengan harapan akan terlempar
ke arah depan. Namun, “yaaaaaahhh” serentak suara kekecewaan dari teman-temanya
Kak Regi disana. Aku pun seakan runtuh dan malu tingkat Dewa, dengan melihat
bola voli yang kupukul terlempar jauh sampai ke genting kelasku yang berada di
sebelah kiriku sekarang.
Saat
kuberpindah posisi ke sebelah, anak-anak kelas Kak Regi mulai masuk ke ruangan
Multimedia karena sang guru yang ditunggu sudah tiba. Aku meringis, seperti
pertunjukan awal yang memalukan sebelum mereka memulai pelajarannya. Kenapa
waktunya apes banget, kenapa sang guru yang mereka tunggu datangnya ga dari
tadi, kenapa pas kelasnya yang ke ruang multimedia sekarang, aaahhhh kenapa?
Kenapa? Kenapa?
“Hahaa
Keyla Keyla…. Muka kamu tuh ya, tadi kaya tomat mateng yang siap diulek tau
ga..” Rani mulai membeli gorengan kesukaannya. “Kasian kamu Key haha” tambah
Tina antara turut berduka cita dan bersuka cita dengan penderitaanku ini.
Kantin terlihat kosong saat itu, karena sedang jam pelajaran sekolah dan kami
masih ada waktu 15 menit lagi sebelum mata pelajaran selanjutnya dimulai.
Aku
hanya bisa menghempaskan diri di bangku dekat kantin dengan meremas bungkus
beng-beng yang kupegang, pandanganku tertunduk ‘apes banget sih’. Pandanganku
mulai terhalang dengan adanya sepasang sepatu laki-laki yang berwarna hitam.
Kulihat orang tersebut dengan mendongakkan kepalaku, ‘Ha? Kak Regi?’ kukedipkan
mataku berkali-kali untuk menjelaskan pandanganku.
“Key,
nanti sore jadi kan?” tanyanya. Aku mulai tersenyum, perasaanku campur aduk
sekarang “Iya Kak, jam 5 ya? Ketemu di depan gerbang sekolah ato dimana?”. “Dii..
depan mading aja, kalau di depan gerbang ga ada tempat duduk” dia mulai
memutuskan. “Okey” aku menjawabnya dengan tak lupa senyumku tersungging. Tina
dan Rani muncul dari arah kantin, Kak Regi melihat ke arah mereka dan
tersenyum, “Yaudah, aku masuk dulu ya. Duluan ya” senyumnya ramah. “Iya Kak”
Rani dan Tina serentak menyerbuku dan bertanya sana-sini.
***
Isi
lemari semuanya kuacak, berbagai macam baju kucoba. Tapi payah, tak ada yang
bagus sampai akhirnya aku menyerah dan kuraih lagi kaos ,celana jeans panjangku
dan jaket yang sering kupakai ke sekolah. “Ya sudah, apa adanya saja” pasrahku
terhadap cermin. Aku berpamitan ke mamahku tersayang sambil meminta uang
tentunya. Sampai kutiba di sekolah dan kulihat jam di hp “ternyata masih jam
setengah 5, yaahhh aku lupa charge hp
tadi, tinggal 5%, aduuhhh” aku mulai panik.
“Keyla?
Kebetulan ada, bantuin aku yuk masukin speaker ke lemari. Tadi Pak Pelatih
minta dimasukin soalnya itu lumayan harganya” dia adalah salah seorang fighter Teater yang sering disebut
kembaranku karena sama-sama berkulit sawo matang dan langsing alias kurus,
namanya Hana. “Oh baik Kak” aku langsung sigap membantunya di sekre Teater,
dari sini terlihat tempat mading, namun tempat duduknya sedikit terhalang
dengan mading lainnya. Lagipula masih lama, setengah jam lagi ini.
“Oke, dah selese. Makasih ya Keyla.. Kamu abis
pulang ya, sekarang mau kemana?” tanya Kak Hana. Aku sempat berpikir untuk
berkata, kata aman yang tidak menimbulkan pertanyaan lagi yang memancing
keingin tahuan Kak Hana aku pergi dengan siapa, “Hee mau ke DaFest, kakak
kesana juga ga?”
“Pulangnya
malem ya, rumahku jauh Key. Jadi susah, yaudah aku duluan ya, hati-hati lho dah
sepi sekolahnya” Kak Hana memang orang yang baik dan perhatian, dia selalu
sabar dalam masalah apapun yang ada di Teater dan dia yang paling peduli
terhadap Teater kita ini.
Kulihat
jam di dinding Teater menunjukkan pukul 17.05 WIB dan kutengok tempat mading
dari sini, tapi tak terlihat siapapun disana. Aku berjalan ke tempat mading dan
tetap tak terlihat siapapun disana, kulihat handphoneku
dan ternyata sudah mati. Aku terus menunggu di tempat itu sambil membaca isi
mading yang ada, dengan sesekali dikejutkan dengan orang lewat, dan terus
kekecewaan yang ada saat kulihat ternyata bukan dia yang lewat.
Aku
mulai terduduk sambil melihat mading, apa lagi yang harus kulakukan. Semua yang
ada di mading sudah kubaca sampai hal-hal kecilpun ikut terbaca olehku. Kulihat
langit ternyata sudah mulai menggelap, dan adzan maghrib mulai berkumandang.
Ah, ternyata sudah 1 jam lebih aku menunggu. Kenapa Kak Regi belum muncul juga
ya?? Tina sudah ada disana belum ya? Lalu kulihat telepon umum yang ada di
sebelah mading.
Ya
ampun, kenapa ga aku telepon aja. Tapi, aku ga hafal nomor mereka dan hpku
mati. Aduuhh… apes apes apes banget hari ini. Hah, lebih baik aku shalat dulu
saja, tapi gimana kalo aku lagi shalat, Kak Regi datang. Ho okey, aku kasih
note aja di mading, tapi aku ga bawa ballpoint dan buku, hanya dompet dan hp
yang kubawa.
Ku
mulai mencari pulpen dan kertas di kelas sebelah, karena terkadang para siswa
teledor atau malas untuk membawa terlalu banyak buku di tasnya. “Ah, ketemu!!”
aku langsung melesat ke tempat mading dan kutuliskan pesanku ‘Kak Regi, aku
shalat dulu di mushola ya’. Aku selipkan di antara tempelan mading agar mudah
terlihat.
Aku
berjalan ke arah mushola dan shalat Maghrib dulu disana, saat ku selesai
berwudhu dan menaiki tangga. Terdengar seseorang di shab laki-laki, aku sangat
berharap itu dia. Selesai shalat kulihat dirinya dari atas, tapi ternyata
bukan, anak ekskul karate yang ada disana. Aku berjalan lemas ke arah mading
dan masih belum berubah, tak ada seorangpun yang ada disana, malah pesanku tak
ada pergeseran sama skali. Aku mulai terduduk lemas dan tertunduk, tanpa sadar
penglihatanku mulai kabur, ku ingin menangis..
“Kamu
masih di sini?!” aku kaget dan melihat ke arahnya, aku mengira Kak Regi tapi
suaranya lain. Dia mulai menghampiri “dari jam berapa kamu nunggu disini?”
nadanya terlihat khawatir dan segera memasangiku helm. Ah, aku ingat. Dia kan
pangeran komik yang temennya Said itu, tapi apa yang dia lakuin disini? “Udah,
aku anterin pulang ya. Sudah gelap ini, kamu ga takut sendirian disini”.
Aku
masih bingung, dan ga tau harus berkata apa, kucoba melepaskan helm dari
kepalaku. “Tapi Kak Regi gimana? Nanti dia dateng akunya ga ada, kasihan kalo
udah dateng jauh-jauh kesini ternyata aku ga ada” aku mencoba untuk
mengeluarkan kalimat yang ada di pikiranku.
“Kamu
tuh yah, polos ato gimana sih. Kamu lihat sekitar kamu, sudah gelap semua dan ga
ada orang disini. Sekarang aja udah jam 7, kamu kan janjian dari jam 5 jadi
harusnya kamu yang gimana? Bukannya dia!” suaranya agak meninggi. Aku semakin
bingung, kenapa dia terlihat kesal dan marah. Tunggu, dari mana dia tau aku
janjian jam 5? Saidkah? Tapi Said kan ga tau apa-apa, yang tau hanya Rani dan
Tina. Aku sepertinya terlihat aneh di matanya sekarang, dengan raut muka
berpikir namun mata berkaca-kaca.
“Lagipula
dia ga akan dateng” ucapannya membuatku lebih berpikir, “dia udah ada disana dari
tadi, bareng teman-temannya” ucapannya kali ini cukup membuat air mataku mulai
membasahi pipi. Aku menutupi mukaku dengan kedua telapak tanganku, aku merasa
seperti orang bodoh dan apa yang sebenarnya aku lakukan disini.
Kenapa
Kak Regi? Kenapa? Padahal aku sangat khawatir, apakah kamu kejebak macet, ada
masalah yang harus diurus dan lain-lain. Aku malu dengan diriku sendiri. Aku
seperti anak kecil yang mudah tertipu.
Diantara tangisku, ada tangan yang mengusap kepalaku
dengan lembut. Dia mencoba menenangkan dan memakaikanku helm kembali “aku antar
kamu pulang ya, dah malem”. Kulihat mukanya yang tulus dan kamipun berjalan ke
arah motornya. Tanpa berkata, aku menaiki motornya dan berpegangan pada
jaketnya. Diperjalanan pulang tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya
selain bertanya jalan ke arah rumahku, aku tak habis pikir akan seperti ini
akhirnya, air mataku kembali mengalir dengan ditemani lampu malam.
Label:
Aku punya CeRiTa
Thursday, March 5, 2015
Keep Your Heart
Saat berjalan menulusuri tumpuan buku yang ada, dengan lalu lalang orang yang sedang memilih dan membaca. Pandanganku tertuju pada sebuah buku yang kuincar, berjalan mendekati buku tersebut, tiba-tiba ada seseorang yang berjaket biru ber
Pengaruh Obat Pelancar Haid dan Cara mengatasi Sakit Haid atau Kram Perut
Dulu, aku terbilang cuek sama datang bulan. Jadi kalo dateng bulan ya dateng aja, tanpa harus menandai kalender dan ribet harus ngapain atau persiapan. Paling beli pembalut aja, tanpa ada rasa sakit atau apa pun itu yang bikin orang riweh ampe bolos sekolah karena datang bulan.
Saat membeli cemilan di alfamart, saya melihat obat pelancar datang bulan yang sangat terkenal pada waktu itu bahkan sekarang masih eksis. Karena sedang datang bulan dan termakan iklan sekaligus nyoba2 rasanya, aku coba beli satu dan diminum.
Semenjak meminum obat herbal itu yang berwarna kuning dengan kemasan botol, setiap saya haid malah ngerasain sakit yang luar biasa di perut. Bahkan, sampai tidak bisa berdiri tegak dan ingin segera pulang ke rumah dimanapun aku berada. Dan anehnya setelah minum obat tersebut, perut terasa reda. Ini seperti ketagihan yang parah, aku merasakan ada ketidakwajaran tentang hal ini. Karena sebelumnya, saya tak pernah merasakan hal ini. Ini berlangsung sampai aku kuliah dan masih bergantung pada obat itu.
Sialnya, pas sakit ini terasa saat ujian semester. Otakku bener2 korslet dan duduk juga tak karuan, akhirnya belum beres soal nomor satupun, aku langsung mengumpulkan soal ujian dan langsung pulang ke kosan.
Aku berniat untuk berhenti dari obat itu, sebisa mungkin aku tahan sakit ini. Dan sakitnya bener2 bikin aku bisa ngacak2 seisi kamar. Keesokan harinya setelah kamar berantakan, aku mulai menjauhi obat herbal yang terjual bebas di supermarket itu. Dan paling anti walaupun berjejer panjang di barisan minuman.
Dan Alhamdulillah, semenjak itu rasa sakit mulai tidak begitu terasa, walaupun kadang masih sering kumat. Setelah konsultasi sama dokter, ternyata rasa sakit di perut saat datang bulan tergantung pada kondisi dan daya tahan tubuh kita.
Bisa dirasakan olehku, jika kondisi fisik kurang sehat atau lemah, sakit pasti terasa. Tapi kalau dipersiapkan dari kondisi badan hingga makanan, rasa sakit bener2 tidak terasa.
Jadi, saya selalu mengingat perkiraan datangnya haid. Siapkan dengan olahraga ringan dan makanan yang sehat. Menghindari makanan pedas dan instan.
Jika lupa dan terjadi sakit, aku lebih memilih untuk tidur dengan posisi keong dan mengompres perut dengan air hangat. Kalo belum mempan, buat minuman gula asem sendiri dengan air hangat. Dan tidur, InsyaAllah besoknya reda.
Jadi intinya, agar terhindar dari rasa sakit saat Haid :
1. Siapkan diri saat perkiraan minggu datang bulan, seperti menandai kalender dan sedia pembalut
2. Olah raga Ringan, seperti jalan ditempat, naik turun tangga, mengangkat kaki hingga lutut mengenai dada saat posisi tidur
3. Menjaga makan, hindari makanan pedas dan mie instan, perbanyak sayur dan vit E
4. Minum minuman hangat, hindari es krim.
5. Banyak istirahat jangan sampai kelelahan.
Walaupun memang mengharuskan minum ramuan, alangkah baiknya kita membuat sendiri. Sehingga lebih jelas kandungan yang kita minum.
Semoga sehat selalu ya, untuk teman-teman semua.
Saat membeli cemilan di alfamart, saya melihat obat pelancar datang bulan yang sangat terkenal pada waktu itu bahkan sekarang masih eksis. Karena sedang datang bulan dan termakan iklan sekaligus nyoba2 rasanya, aku coba beli satu dan diminum.
Semenjak meminum obat herbal itu yang berwarna kuning dengan kemasan botol, setiap saya haid malah ngerasain sakit yang luar biasa di perut. Bahkan, sampai tidak bisa berdiri tegak dan ingin segera pulang ke rumah dimanapun aku berada. Dan anehnya setelah minum obat tersebut, perut terasa reda. Ini seperti ketagihan yang parah, aku merasakan ada ketidakwajaran tentang hal ini. Karena sebelumnya, saya tak pernah merasakan hal ini. Ini berlangsung sampai aku kuliah dan masih bergantung pada obat itu.
Sialnya, pas sakit ini terasa saat ujian semester. Otakku bener2 korslet dan duduk juga tak karuan, akhirnya belum beres soal nomor satupun, aku langsung mengumpulkan soal ujian dan langsung pulang ke kosan.
Aku berniat untuk berhenti dari obat itu, sebisa mungkin aku tahan sakit ini. Dan sakitnya bener2 bikin aku bisa ngacak2 seisi kamar. Keesokan harinya setelah kamar berantakan, aku mulai menjauhi obat herbal yang terjual bebas di supermarket itu. Dan paling anti walaupun berjejer panjang di barisan minuman.
Dan Alhamdulillah, semenjak itu rasa sakit mulai tidak begitu terasa, walaupun kadang masih sering kumat. Setelah konsultasi sama dokter, ternyata rasa sakit di perut saat datang bulan tergantung pada kondisi dan daya tahan tubuh kita.
Bisa dirasakan olehku, jika kondisi fisik kurang sehat atau lemah, sakit pasti terasa. Tapi kalau dipersiapkan dari kondisi badan hingga makanan, rasa sakit bener2 tidak terasa.
Jadi, saya selalu mengingat perkiraan datangnya haid. Siapkan dengan olahraga ringan dan makanan yang sehat. Menghindari makanan pedas dan instan.
Jika lupa dan terjadi sakit, aku lebih memilih untuk tidur dengan posisi keong dan mengompres perut dengan air hangat. Kalo belum mempan, buat minuman gula asem sendiri dengan air hangat. Dan tidur, InsyaAllah besoknya reda.
Jadi intinya, agar terhindar dari rasa sakit saat Haid :
1. Siapkan diri saat perkiraan minggu datang bulan, seperti menandai kalender dan sedia pembalut
2. Olah raga Ringan, seperti jalan ditempat, naik turun tangga, mengangkat kaki hingga lutut mengenai dada saat posisi tidur
3. Menjaga makan, hindari makanan pedas dan mie instan, perbanyak sayur dan vit E
4. Minum minuman hangat, hindari es krim.
5. Banyak istirahat jangan sampai kelelahan.
Walaupun memang mengharuskan minum ramuan, alangkah baiknya kita membuat sendiri. Sehingga lebih jelas kandungan yang kita minum.
Semoga sehat selalu ya, untuk teman-teman semua.
Label:
Info
Subscribe to:
Posts (Atom)