Terik matahari semakin meninggi, memantulkan cahaya hingga airpun dapat terlihat seperti berlian.
Angin berhembus terasa tak enak masuk ke dalam tubuh ini. Ini nih yang jd suka bikin galau dalam berpakaian. Tapi aku pasti lebih memilih kepanasan dibanding kedinginan.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya dateng juga tyo. Sekarang dia sudah bekerja di daerah dimana tempat kutinggal.
Telepon berdering "Nai, lagi dimana?", "siapa ini?", "wah jahat, no aq dihapuslah", "eh".
kutebak 1 per satu nama si pemilik suara dan semua salah. Sampai akhirnya diapun kesal.
"Masa ga kenal sama suara aku?", 'paling sebel deh kalo dah tebakan gini' dalam hati.
"IBK".. "hoooo, Erwinnnnn"..
"akhirnya inget juga kamu. kirain ga hanya ma aq doang kejadian di IBK"
"hahaa" ku hanya bisa nyengir.
Erwin ini, dia adalah teman yang ga sengaja aku kenal. teman dari teman yang kebetulan bertemu di depan IBK disaat ada acara pameran. Di saat itu, ku ingin bepergian dan sendirian. karena kepengen sendiri berautis ria. Namun, dengan adanya Erwin kumerasa tidak terganggu sama sekali. Malah moodku naik dan jadi lebih tau dia ga sependiam yang terlihat selama ini. Dan malah terjadi hal2 konyol di IBK, yg bisa bikin kita malu kalo ada temen kita yang tau.Sepekan setelah IBK itu, intensitas chat kita berkembang pesat. Namun, setelah ada chat yg mengganggu dari Erwin. Aku menghilang, walaupun segala macam medsos kita berteman. Read, but not reply.
Tapi karena kelamaan jd terbiasa lagi. Ga ada rasa terganggu, karena yang kutahu dia sudah berpacaran dengan teman kerjanya. But..
"nai, nonton nyok bareng anak2.. Film paling in skrg... apa gitu... hari kerja ini pasti murah. ato kalo ga aq yg traktir"
"gaya bener, anak2 nonton km yg bayarin, ultah lu?"
"ya cuman lu ajah yg dibayarin mah hahaa".
"ga janji yee.. takutnya lembur"
"yaelah.. selembur2nya jg ga akan nyampe tengah malem kalii", "anak2 lainnya pd bisa dulu ga?"
"ntar aq coba kumpulin dlu yoo, ntar aq kabarin lagi"
"oks"
-------
"Nai!!!"
"eh, yg lain kemana?", "pada ga bisa , katanya pd kecapean.." "yeeee", "gpplah, mumpung aq d bandung Nai". "tapi" "atuh Nai..."
"hmmm okey..", "sippp... nih (sembari nyodorin minuman kesukaanku)". "inget ajah kamu hahaa"
"iyalah ingett... Eh, nai km planning nikah kapan? "
"tahun depannn hohooo"
"calonnya masih dia?", "ho oh", "yakin?".. "iyalahh dah ketemu antar keluarga juga"
"khan ga jamin", "iya sih tp da mau gimana lagi.. hee lagian he only one"
Erwin pun mulai menekan tombol power disebelahnya.. tit tit tit.. suara pianopun beralun..
'Staring bright through the window
You're bending over to me
A sentimental forsaken
You're trying hard yet to comfort
But you're waving me goodbye
A sentimental forsaken'
You're bending over to me
A sentimental forsaken
You're trying hard yet to comfort
But you're waving me goodbye
A sentimental forsaken'
Suasana jadi hening. Di tengah intro lagu, dia menunjuk kearah depan. "Buka Nai"
"ha?" setelah kubuka terlihat setangkai bunga merah dan kertas. "Jangan dibuka kertasnya, itu bukan buat kamu. Tolong kasihin itu.. sama duplikat kamu tapi ga keras kepala"
"Heu, maksudnya? hmm.. ada di tukang las kayanya.. ntar aq kasihin ke dia yah hahaa"
"hahaaa"
Akhirnya, ga canggung lagi..
"Karaokean yuk ahh dibanding nonton"... "hayyu... tapi maksimal jam 9 pulang yah"
"Yuhuuu..."
Keceriaan pun terbangun sendirinya di tengah perjalanan..