Wednesday, December 31, 2014

BELIEVE (1.4)

Part 3. Kehadirannya

Teng Tong
"Okey, PRnya jangan lupa dikerjakan. Kita ada kelas lagi hari Rabu ya, Rabu pagi dikumpulin di meja guru seperti biasa, banyak latihan soal, karena bentar lagi kita Midtest Pembelajaran Mat 1"
"Iya Bu", jawab para murid serentak. Sang guru berkacamata itupun meninggalkan kelas, tak lebih 5 langkahnya dari kelas, suasana kelas yang asalnya tenang pun berubah drastis menjadi gaduh.
Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 11, yang berarti ada 1 mata pelajaran lagi sebelum pulang sekolah. Dari jam dinding, pandanganku langsung kubanting ke sebelah kanan , terpapar lapangan yang luas dengan tumbuh-tumbuhan di pinggirnya dan bendera merah putih yang berkibar karena angin yg cukup besar, ada untungnya juga kelas di lantai 2, pemandangannya asyik. Siang ini sangat cerah, sehingga membuat lapangan dan genting sekolah terlihat sangat panas sampai menghasilkan uapnya.
"Key!" panggil Boni dari arah samping kiri belakang. Aku pun menoleh ke samping karena tempat dudukku berada di meja ke4 dari depan paling kanan dan sebelah jendela.
"Apa?!" teriakku, karena keadaan kelas masih sangat gaduh sampai ada seseorang yang berada di depan kelas menulis gambar2 abstraknya.
"Nanti ngerjain PRnya bareng yah, sambil main kartu..."
"Iyee.." jawabku sambil memalingkan wajahku ke arah jendela, dan tiba-tiba ada yang membuat mataku memicing, bukan karena aura panasnya udara, tapi karena ingin memastikan sesuatu yang aku lihat itu benar apa adanya. Dan di seberang sana, ada seseorang yang berjalan ke arah timur sambil mengayun-ngayunkan bukunya. Lalu agak kumajukan mukaku ke jendela, dan ternyata benar... DIA...!!! Akupun tersenyum sendiri, dengan melihat mukanya yang bersih, hidungnya yang mancung, dan rambut jadulnya yang dia bentuk belah tengah. Rambut belah tengah memang sudah ga zaman, namun entah kalo di mukanya terlihat pas dan malah membuat mukanya semakin tegas.
Karena terlalu asyik melihat keluar, tanpa sadar suasana kelas menjadi hening sampai sesaat teman sebangkuku Mira menarik buku yang aku tindih dengan tangan, akupun menoleh ke samping dan ternyata guru Bahasa Inggris sudah di depan sambil memegang Buku Paket dan melihat ke arahku.
"Ya coba Keyla, bacakan paragraf pertama", akupun langsung panik sembari mencari buku paketku namun Mira menolong dengan menyodorkan bukunya dan menunjuk mana yang harus kubaca.
"Once upon a time......." Thanks Mira, syukurku dalam hati.

***
"Key, ke kantin yuk? aku pengen beli Beng2", ajak Tina yang di sampingnya sudah ada Rani teman sebangkunya.
"Hmmm, hayyu." Aku pun mengiyakan ajakannya. Saat itu Mira sudah tidak ada di kelas, mungkin lagi berkumpul dengan teman dekatnya di lain kelas. Awalnya Mira bukan teman sebangkuku, namun karena teman sebangkunya sakit jd dia sebangku denganku hari ini. Sebenarnya aku tidak mematok harus sebangku dengan siapa dan malah sudah bersyukur sudah ada yang mau sebangku denganku. Karena aku menjadi seseorang yang pendiam, makanya pada saat orang lain pada sibuk nyari teman sebangku, aku malah asyik dengan buku yang ada di tanganku (ternyata kebiasaan itu masih ada), yang paling penting buat aku dapet tempat duduk yang enak. Dan benar sampai hampir detik terakhir di hari pertama di kelas ini, aku masih sendiri, sampai ada seorang siswi yang berparas cantik dan modis langsung menyambar duduk di sebelahku, padahal masih ada yang kosong di sebelah sana. Kalo kata sebagian orang bilang apes, duduk bareng sama cewe cantik karena seakan kita seperti itik buruk rupanya, namun buatku itu tidak penting, yang penting tidak duduk sendiri di bangku. Namun sayang, hal ini cuman berlangsung sebulan karena si cewe cantik ini pindah sekolah ke luar kota.

"Eh Ran, kamu punya novel bagus lagi ga? aku jadi pengen beli novel", ucapku saat berjalan di lorong menuju kantin yang penuh dengan para siswa yang kelaparan.
"Ada, nanti pilih aja pas main ke rumah atuh", aksen sundanyapun keluar.
"Aku juga ada novel tapi lupa lagi judulnya apa", tambah Tina sembari mengantri menuju kantin. Jam istirahat memang jam penuh orang di kantin sampai harus mengantri walaupun hanya beli gorengan 2 biji. Apalagi di saat 3 langkah dari depan kantin seperti peraduan para penerima sembako, senggol sana sini.
"Yaudah Tin, ntar bawa yah. Aku pengen pinjem, nanti aku coba beli (masih belum berani untuk mencoba membeli buku yang bukan berhubungan dengan sekolah)".
"Aduh!!" ujung kaki kananku terinjak dan aku mulai kesal dengan desak-desakan ini, sehingga membuatku ingin marah pada orang yang menginjak kakiku.
Namun, belum sempat kulontarkan kata2 umpatku, kuterperangah
"EH, Maaf2..." ucapnya dengan ekspresi menyesal, sesaat melihatku jelas ekspresinyapun berubah,
"Eh Keyla... Maaf ya... kamu gpp kan?? Maaf.."
Mukaku terasa panas, dan aku ga tau harus berkata apa. Tina dan Ranipun heran melihat tingkahku seperti ini.
"Key, marah yah... aku traktir coklat deh 2... " mohonnya..
"Eh, ga usah Kak Regi.. Gpp koq"
"Ih beneran... aku beliin kamu coklat ya.. Nih... Skali lagi maaf ya.." diapun terhanyut karena segerombol manusia yang berdesakan sana sini
"Eh Kakak... Makasih yah... " teriakku berharap dia mendengar walaupun batang hidungnya sudah tak terlihat lagi.

"Hyattt!!" Boni melakukan tingkah smackdown di depan kelas dengan Said dan Panjul. Mereka terlalu asyik melakukan adegan itu, sampai tak sadar kalau celana mereka ada yang melorot, untung pada pake boxer. "Ciaaat Ciattt!!" Yaa seperti itulah pemandangan kelasku setelah jam sekolah usai. Selain ada yang heboh di depan kelas, sisanya asyik di bangkunya masing2.
"Kamu kenal sama Kak Regi anak DKM itu?" tanya Tina dan Rani menyimak.
"Hmm iya kenal sih",jawabku ragu
"Koq bisa?!!!" Rani mulai histeris
"Ga tau, kebetulan aja sih, pas istirahat teater sempet shalat bareng. Dah itu aja."
"Koq tau nama kamu??"tanya Tina ga sabar.
"hmm dia baca nama aku kayanya hee"jelasku...
"IIIhhhhh Keylaaa... Aku kan ngeceng sama anak DKM juga namanya Ikhsan, tau ga? yang tinggi sama suka pake tas gendong item".Rani mulai merengek
"Apa ga ada ciri yang lebih spesifik gitu, yang tinggi sama tas gendong item itu kan bejibun banget disini Ran",aku mulai heran, ternyata seperti ini yah rasanya saling curhat tentang cowo.
"Enak ya kamu, dikenal sama dia. Aku juga ngeceng anak DKM namanya Deri, kamu jangan rebut dia ya" Tinapun mulai membongkar isi hatinya.
"Hahaa mana mungkin aku rebut, orang aku pada ga kenal n ga tau yang mana. Lagipula mana berani aku ngomong sama cowo, kakak kelas lagi." kayanya anak DKM paling populer ya di sekolah ini, sebenernya bukan DKM nama organisasinya tapi BGI (Badan Gerakan Islam), cuman karena terbiasa dari SMP kalo organisasi yang berbau Islam disebut dengan DKM.
"Apaan sih ini?" Boni langsung membuyarkan edisi curahan hati RaTinLa (Rani, Tina, Keyla).
"Biasaaa Bon... Anak-anak Alay, Anak Layangann.."ucap Said sembari melakukan gerakan cumi..
"OOOhhhh pasti ngomongin tentang kakak kelas ya. Aduuuhhh, kakakkkk mau dong jadi pacarnyaa... Aaaah kakakk..." sembari mempraktikan badanya yg luwes seperti waria yang menggoda Said yang sedang berekspresi sok cool gitu.
"Iihhh apaan sih kalian..."protes Rani.
"Iyah ih kalian ganggu aja... hush hush hush"tambah Tina dengan suara childishnya.
"Id Id, kita capoera coba2... "Ajak Boni mulai ke tempat asalnya.
"Okey okey... Key, sini Key kmu pegang ini (kursi) dan jangan bergerak,pas aku loncat trus kamu duduk di kursi sambil ala Beyonce gitu", jelas Said
"Gila kamu"jawabku
"Udah coba, cobalah", sahut Said. Nama aslinya bukan Said tapi Suep tapi karena ada turunan arab banget dan daripada dipanggil Suep kita sepakat buat manggil dia Said. Dan hanya mereka berdualah Boni dan Said yang sering mewarnai hari2ku dengan keabnormalan mereka,tingkahnya yang aneh, kata2nya yang absurd, dan tak tau berawal dari apa yang membuat aku mengenal DUO Lenje ini.
"Okay okay... aku coba... " dan anehnya, hanya dengan mereka aku merasa bebas, nyaman dan bisa menjadi diriku sendiri, terbuka tanpa beban. Mereka mempunyai badan yang tinggi skitar 170an, tapi pikiran mereka so childish dan kosakata mereka unik, selalu berakting dalam mengungkapkan sesuatu. Sepertinya mereka ga pernah dibedong semasa bayi, karena untuk diam 10 menit aja bisa membuat mereka gatal heu.
Kupegang kursi itu dari belakang di depan kelas, Said berdiri diatas kursi, Boni menunggu di depan pintu, Tina dan Rani asik dengan majalah yang dibawa Rani dari rumahnya.Akupun memulai aba-abanya. "1... 2... 3!" Said meloncat dan mendarat dengan mulus, Boni mulai memutar musik, Said mementikkan jarinya dan menunjukku menyerupai pistol, lalu akupun bergerak maju dengan mengikuti ritme lagu beyonce, memutari kursi dan lalu duduk dengan menawan (setidaknya di imajinasiku aku melakukannya bak seperti artis hollywood 70an), tapi ternyata itu hanya bener2 di imajinasiku aja, karena saat kutersadar, kumelihat ekspresi orang-orang mulai menahan tawa, tapi DUO Lenje ini tak pandai menjaga perasaan orang lain, karena mrk langsung ketawa sekeras2nya melihat tingkahku, "Keyla... Keyla..."ucap Said.
"Ih apaa" akupun tersipu malu, tapi hanya tersipu sampai kumelihat ada seseorang yang asing (bukan anak kelas, tapi parasnya seperti pangeran dalam komik) terdiam terpaku diluar depan jendela yang terbuka, ekspresinya terlihat aneh, seperti melihat alien yang menari balet, dari tersipu ku menjadi tersapu seakan ada gempa berskala besar. Dia tersadar dengan ekspresi gak karuanku, dia pun berteriak "Said!"
"Woi Bro.."sahut Said sembari berjalan keluar dengan tawanya yang melihat ke arahku.
Dia menunggu Said menghampirinya, disaat Said mendekat diapun berlalu sambil menoleh sekali ke arahku. Aku langsung menundukkan pandanganku sesaat dan melihatnya, namun dia sudah pergi berlalu.
"BONI!!!" aku berteriak meluapkan kekesalanku karena sudah mempermalukan diri di depan orang banyak, ga penting sih kal teman sekelas, tapi ini di depan anak kelas lain, ganteng pula,,, hah... habis sudah..

***
"Yes! namaku ada di posisi aman...", senangku setelah melihat pengumuman hasil ujian matematika di samping papan tulis.
"iiihhhh untung aku lolos walopun nilaiku pas2an" say Rani. Dan Tina tersenyum merekah karena dia sudah melebihi nilaiku 1 point.
"eh, Key besok kamu mau ikutan ke acara DaFest ga?" tanya Tina
"apaan DaFest?" tanyaku
"itu lho.. Dago Festival acaranya rame.. aku kayanya ga ikutan, mau ada acara keluarga" jelas Rani
"emang ada apa aja??"tanyaku kembali
"yaaa banyak, ada band, banyak makanan dan pastinya banyak orang disana."Rani kembali menjelaskan
"Wah Ada Band manggung disana juga??", dulu aku termasuk penggemar lagu2 Ada Band.
"Bukan Ada BAnd lhoo, tapi ada band-band disana, nama bandnya macem2.." Rani terus menjelaskan
"Hop, jadi km kesana ga Key? Aku kayanya dijemput sama Prito deh, jadi kalo kamu mau kesana nanti ketemu dsana.." Tina tersenyum sambil membayangkan betapa serunya acara besok malam.
"Hmmm... aku sama siapa? lagipula aku ga tau itu dimana tempatnya, yang aku tau cuman sekitar rumah, smp sama sma hahaa" nyengirku miris
"Yaelah... nie anak... masa ga tau... Dagooo... (tempat paling hits banget di Bandung)" kesaknya Rani sambil meremas tanganya di udara.
"Ih kamu, kenapa ga sama Regi aja, kan lumayan... selangkah lebuh maju" goda Tina.
"Apaa... engga... aku ga mau... lagipula masa iya dia mau ngajak aku.." tegasku
"Ya ampun Key... ya kamu dluanlah.." Tina menggodaku dengan jari manisnya mencoba menggelitikkiku
"Ogahhh... haha.. ihh diem Tinaaa.." mencoba menghalau jari manisnya..
"Eh... itu Kak Regi!!!!" Rani histeris saat melihat keluar jendela dan melihat sosok Regi yang berada di lapangan sambil memegang bendera, sepertinya untuk latihan upacara senin nanti.
"Mana! mana??!!" Tina langsung serebet menuju jendela, koq histeris mereka ya dibandingin aku. akupun mengikutinya mendekati jendela, mengintip sambil tersenyum.. Ah Dia...
"Okey Key, gue bantu." tangannya menepuk bahuku, aku terheran tidak mengerti maksud dia. sampai aku tersentak mereka nerteriak sahut2an.
"KAK REGI!!!!"
spontan Regi mendongak ke atas mencari sumber suara, akupun terkaget sampai ku bersembunyi dibalik jendela. Tapi persembunyianku percuma... krena Rani dan Tina berteriak2 namaku sambil menunjuk ke arahku. Walaupun aku tepis tunjukan mereka tetep saja merkku tersebut.Aku malu bingits.... (anak alay skrg) anak2 lainpun serentak melihat ke arah mereka... aaahhhh stop tereiak namaku please... aku menutup wajahku dengan buku paket fisika yang mampu menutupi seluruh muka kecilku ini.
"Yah, Kak Reginya pergi"... Rani mulai kecewa..
"Ih kalian napa sih bikin malu... Anak DKM lho dia... haduhhhh... gimana nih" tapi ya cuek sajalah.. toh aku bukan orang beken disini, jd pada ga tau Keyla itu siapa... cuman mereka... apa pada hafal yah??
"Tapi kayanya Kak Regi kesini deh" sahut Tina dengan senyum menggodanya..
"Mulai deh ngimpi...udah ah aku mau pulang yah..." akupun mulai membereskan mejaku.
"Key!" teriak Rani.
"Apa?! kalian tuh bikin malu aku aja" aku mulai agak menaikkan suara.
"Key, Kak Regi ada disini..." Tina mulai gelagap..
"Udah deh Tin, stop kayagitu bikin sedih aja mimpi kaya gitu. Masa iya sih dia mau2nya kesini..Bikin malu aja, gimana kalo ada yang tau... aahhhh"
"Key..." suara dari arah pintu kelas terdengar dan seakan membuatku kaku.. Dan kulihat, "Kak Regi..." suaraku tergelagap seakan sulit untuk keluar.
"Bisa bicara sebentar?" dia mulai berbicara dan tersenyum pada Rani dan Tina. Ah, ini pasti gara2 mereka yang mempermalukan Kak Regi, secara dia anak DKM harusnya alim bukan dijadiin bual2an kaya tadi. Haduh... gimana ini.. Kak Regi mulai melangkahkan kakinya menjauhi pintu kelas dan ia menunggu di sebelah tangga. Akupun dengan segera menghampirinya sambil menggerutu ke arah Tina dan Rani. Well, ekspresi mereka masih terkaget dan merasa bersalah terhadapku.
"Iya Kak Regi, ada apa? MAsalah yang tadi yah.. Maaf ya mereka emang suka iseng... paling seneng bikin orang malu sampe anak kelas juga suka ada yang digituin2 sama aku..aku juga bingung, dia juga sempet salah paham dan.." bejubun kujelaskan sampai terpotong dengan adanya pertanyaan darinya "Siapa?" 
Ha? Siapa yang nanya maksudnya?? gila... iya juga siapa yang nanya... haduhhh ngapain sih gue.
"Key, siapa yang dicomblangin sama kamu?" tanyanya membuyarkan bengongku.
"Ha? eemmm temen sekalasku namanya Romi". jawabku..
"Hmm terus??"
"Ha? terus apa ya??"kenapa sih perkataan dia pertanyaa mulu... bikin orang mikir ajah.
"Terus kamunya gimana?? "... "Oooh itu.. ya biasa aja.. da cuman temen sekelas".. 
"Oh gitu... eh Key, besok ke acara DaFest ga??" "Engga kayanya, ga tau tempatnya juga"
"Tapi mau kesana?" "Ya mau... haha tapi ga ada temennya juga, Tina bareng cowonya.."
"Hmmm kalo gitu, bareng aku aja. aku juga mau kesana, gimana???"
"Ha??!"teriaku... tersadar dan lalu memelankan suaraku "beneran Kak?"
"Iya bener, besok jam 5 ya di sekolah, jangan lupa bawa jaket!" suaranya mulai mengeras kareana sambil menuruni tangga, mukanya tersenyum ramah sambil berlalu. 
Dan aku terdiam seakan tidak percaya...
Didalam obrolan tadi, ternyata ga hanya kita berdua. Ada seseorang yang berdiam diri dibalik pintu kelas dekat tangga dan dia tak kalah seperti aku terdiam.
***